Rabu, 27 Agustus 2014

Puisi Islam

JIHAD DI JALAN ALLAH
Oleh Naila Nisa’an Kaamila

Saat langin berwarna merah saga ………
Perikil dan batu terlempar dari tangan- tangan mujahid dan mujahidah cilik……
Mereka bagai busur-busur panah yang siap menyerang……

Untukmu Palestine tercinta………
Untukmu jiwaraga kami ……
Untukmu darah-darah kami……
Demi islam yang mulia……
Ku tegakkan hati, teguhkan juang ……
Tuk islam Palestine …
<script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<ins class="adsbygoogle"
     style="display:block; text-align:center;"
     data-ad-format="fluid"
     data-ad-layout="in-article"
     data-ad-client="ca-pub-8919663720210354"
     data-ad-slot="5283970441"></ins>
<script>
     (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
Palestine …
Kau negri tercinta …
Kau tanah jihad kami ….
Kau tegakkan islam dalam kedzoliman zionisme Israel …
Sebuah takbir pengemangat juang ….
Hancurkan kedzoliman zionisme Israel ….
Tegaklah ISLAM …
ALLAHUAKBARRR ….

Walau kita menjadi para syuhada …
Almautu Fisabillah ….
Kami akan tetap berjuang demi …
Islam yang mulia ...

Bergeraklah serentak hancur kan Israel ….
Israel laknatullah …
Demi islam yang mulia …
Dari pada hidup sia-sia …
Lebih baik menjadi syuhada …
Karena kami para mujahidah setia …

DETIK-DETIK TERAKHIR
Oleh Intan Noviana Safitri

Pagi itu ..
Burung – burung bersiul lirih ..
Kupu – kupu enggan mengepakkan sayapnya
Angin bertiup lemah ..

Pandangan yang sayu..
Wajah – wajah yang memucat..
Tundukan kepala yang begitu dalam
Dan helaan nafas yang sangat panjang

Senyuman teduhnya ..
Pandangan tenangnya ..
Meninggalkan dua hal
Al-Qur’an dan hadits..

Langit terbuka luas ..
Malaikat berbaris menyambut
Pintu Syurga menunggu kedatangan Sang Kekasih
WAKTUNYA TELAH TIBA ..

Hatinya getir ..
Nafasnya terpekik ..
700 tusukan pedang terasa ditubuhnya
Hanya 3 kata tertinggal
Umatku… umatku… umatku…

MENANTI TUHAN
Oleh Harun Khar

Dan wajah malampun menjadi pias
Hening di rintik air mata yang menyulam
Ketika sajadah tua dan tuan bersua

Layaknya jamak bagi yang ramai
Merangkul nyenyak yang melenakan

Duhai yang diberi peka
Mengapa tidak juga engkau bersegera
Walau tertatih meraih bejana
Membasuh mimpimu dengan air keberkahan

Alangkah sungguh beratnya
Lantas meraih sadar menanti Tuhan
Menyapa kita di penghujung malam

PADAMU AKU BERSERAH
Oleh Brandal Santri

Yaa Rabb...
pantaskah aku mengeluh padaMu
sedang Engkau begitu memahamiku

Yaa Rabb...
pantaskah aku meminta padaMu
sedang do'aku hanyalah sapa biasa

Yaa Allah Yaa Rabb...
kepantasan apalagi yang akan kupinta padaMu
sedang hati merasa malu sebab kuffur menjejal imanku

Yaa Rabb...
jika hidup yang sebentar ini dosa mewarnai lembar catatanku
aku memohon keagunganMu
untuk ampunan akhiratku
sungguh tak mampu aku menanggung siksaMu..
pun tak pantas aku menghuni sorgaMu..

Yaa Rabb...
bahwa mati adalah haq,jika tiba saatnya..
ambil,ambil,ambilah ruhku!
dengan rahmat sekalimatMu, "LAA ILAAHA ILLALLAHU MUHAMMADUR RASULULLAH.."
Amin...

SUJUD
Oleh Fadhel Muhammad Ikhwansyah

Tetes air mata
mengalir nan deras
laksana saksi
sujud yang kau laksanakan

Sujud !
mengharapkan keridhoan illahi
menyesali segala perbuatan
dengan taubatan Nasuha

Beralaskan sajadah
penyesalan dan kesyukuran
ku sampaikan melalui sujud
dengan keyakinan terhadap nya

Sujud !
bak bukti curhatan
kalbu ternodai ini
tuk mengharap ampunan
sang kuasa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar