TITRASI
ASAM-BASA
I. TUJUAN
Menentukan
kemolaran larutan HCl dengan larutan NaOH 0,1 M
<script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<ins class="adsbygoogle"
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-format="fluid"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-client="ca-pub-8919663720210354"
data-ad-slot="5283970441"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
<script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<ins class="adsbygoogle"
style="display:block; text-align:center;"
data-ad-format="fluid"
data-ad-layout="in-article"
data-ad-client="ca-pub-8919663720210354"
data-ad-slot="5283970441"></ins>
<script>
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>
II. DASAR TEORI
Titrasi asam basa
disebut juga titrasi adisi alkalimetri. Kadar atau konsentrasi asam basa
larutan dapat ditentukan dengan metode volumetri dengan teknik titrasi asam
basa. Volumetri adalah teknik analisis kimia kuantitatif untuk menetapkan kadar
sampel dengan pengukuran volume larutan yang terlibat reaksi berdasarkan
kesetaraan kimia. Kesetaraan kimia ditetapkan melalui titik akhir titrasi yang
diketahui dari perubahan warna indicator dan kadar sampel untuk ditetapkan
melalui perhitungan berdasarkan persamaan reaksi.
Titrasi asam basa merupakan teknik untuk menentukan konsentrasi larutan asam atau basa. Reaksi yang terjadi merupakan reaksi asam basa (netralisasi). Larutan yang kosentrasinya sudah diketahui disebut larutan baku. Titik ekuivalen adalah titik ketika asam dan basa tepat habis bereaksi dengan disertai perubahan warna indikatornya. Titk akhir titrasi adalah saat terjadinya perubahan warna indikator.
Titrasi asam basa merupakan teknik untuk menentukan konsentrasi larutan asam atau basa. Reaksi yang terjadi merupakan reaksi asam basa (netralisasi). Larutan yang kosentrasinya sudah diketahui disebut larutan baku. Titik ekuivalen adalah titik ketika asam dan basa tepat habis bereaksi dengan disertai perubahan warna indikatornya. Titk akhir titrasi adalah saat terjadinya perubahan warna indikator.
III. ALAT DAN BAHAN
Alat
|
:
|
Ø Buret
Ø Erlenmeyer
Ø Corong
Ø Pipet
tetes
Ø Lap
Ø Batang
statis
Ø Alat
semprot
Ø Sobekan
kertas putih
Ø Alat
tulis
|
Bahan
|
:
|
Ø 10
ml HCl
Ø NaOH
0,1M
Ø Fenolftalein
Ø Air
ledeng
|
IV. CARA KERJA
1. Persiapkan
alat dan bahan yang akan digunakan didalam praktikum.
2. Masukan
10 ml HCl dan 3 tetes indikator fenoftalein
kedalam sebuah gelas erlenmeyer.
3. Isi
buret dengan larutan NaOH 0,1 M hingga garis 0 ml.
4. Tetesi
larutan HCl dengan larutan NaOH. Penetesan harus dilakukan sedikit demi sedikit
secara hati hati dan labu erlenmeyer terus menerus diguncangkan. Penetesan
dihentikan saat terjadi perubahan warna yang tetap, yaitu menjadi warna merah
muda.
5. Ulangi
prosedur diatas hingga diperoleh tiga data yang hampir sama.
V. HASIL PENGAMATAN
No
|
HCl (ml)
|
NaOH 0,1 M (ml)
|
1.
|
10
|
6
|
2.
|
10
|
6,7
|
3.
|
10
|
7
|
Rata rata volume NaOH
|
6,57
|
VI. ANALISIS DATA/PERTANYAAN
1. Tentukan
volume rerata larutan NaOH yang digunakan.
Jawab:
Rata-rata
volum NaOH=
= 6,57 ml

2. Tentukan
jumlah mol NaOH yang digunakan
Jawab:
Jumlah
mol NaOH = m x V
=
0,1 x 6,57
=
0,657 mol
3. Tentukan
jumlah mol HCl berdasarkan perbandingan koefisien reaksi.
NaOH(aq) + HCl (aq) ↦ NaCl(aq) + H2O(l)
Jawab:
N=
x n NaOH

=
1 x 0,657
=
0,657 mol
4. Tentukan
kemolaran larutan HCl tersebut.
Jawab:
MNaOH
x VNaOH
|
=
|
MHCl
x VHCl
|
0,1
x 6,57
|
=
|
MHCl
x 10
|
MHCl
|
=
|
![]() |
MHCl
|
=
|
0,0657
M
|
5. Tariklah
kesimpulan kegiatan ini.
VII. GAMBAR PENGAMATAN


VIII. KESIMPULAN
Jadi konsentrasi HCl
ynag digunakan pada percobaan ini adalah 0,12 M
Kadar
atau konsentrasi HCl (asam) dapat ditentukan melalui proses titrasi, yaitu
dengan mereaksikan HCl (titrat) yang ditambahkan 3 tetes indicator PP dengan
NaOH (titran). Titrasi harus dihentikan bila larutan HCl yang dicampurkan
dengan 3 tetes indikator berubah warna dari bening hingga menjadi merah muda.
Volume NaOH yang digunakan akan mempengaruhi hasil konsentrasi dari HCl
tersebut, sehingga harus sangat berhati-hati melakukan praktikum ini.
MENYELIDIKI
KADAR CUKA MAKANAN
I.TUJUAN
Menyelidiki
kadar cuka makanan yang beredar di pasaran.
II. DASAR TEORI
Berbagai
merk cuka makan tersedia di pasar. Rata-rata mencantumkan kadar 25% pada
labelnya. Kali ini, anda diminta merancang dan menjalankan satu percobaan untuk
menyelidiki kebenaran label tersebut. Anda diminta untuk menentukan langkah
kerja, bahan-bahan serta alat yang digunakan. Jangan lupa menentukan jenis
indikator yang harus digunakan. Tunjukan rancangan percobaan yang anda buat
kepada guru sebelum menjalankannya. Anda juga membuat laporan percobaan ini.
Perlu
anda perhatikan bahwa dalam titrasi digunakan larutan yang relatif encer,
misalnya 0,1 M. Sementara itu, cuka makan jauh lebih pekat. Jadi, jika anda
tidak mengencerkannya, maka akan memerlukan larutan NaOH yang terlalu banyak.
Hal ini, selain tidak preaktis, juga tidak mempunyai ketelitian yang baik.
Perkirakan derajat pengenceran yang diperlukan sehingga volume cuka dan volume
NaOH kira-kira setara.
III. ALAT DAN BAHAN
Alat
|
:
|
Ø Buret
Ø Erlenmeyer
Ø Corong
Ø Pipet
tetes
Ø Lap
Ø Batang
statis
Ø Alat
semprot
Ø Sobekan
kertas putih
Ø Alat
tulis
|
Bahan
|
:
|
Ø 10
ml cuka makan
Ø NaOH
0,1M
Ø Fenolftalein
Ø Air
ledeng
|
1V. CARA KERJA
1. Persiapkan
semua alat dan bahan yang akan digunakan
2. Susun
batang statis dan buret.
3. Masukan
NaOH 0,1 M kedalam buret. Ambil 10 ml cuka (merek DI*I, PD NOVIA PHARMACEUTICAL
CHEMICAL LABORATORIES Kuningan-Indonesia), lalu ukur dengan menggunakan gelas
ukur sebesar 10 ml.
4. Kemudian
masukan cuka kedalam gelas kimia, lalu encerkan dengan air (H2O)
sampai 100 ml.
5. Ambil
larutan yang sudah diencerkan tersebut sebanyak 10 ml ke setiap erlenmeyer.
Kemudian laruta tersebut ditetesi fenoftalein sebanyak 3 tetes, dan pinggiran
erelenmeyer tersebut disemprot dengan menggunakan botol semprot supaya tidak
ada cairan yang tertinggal diatasnya.
6. Tetesi
cuka dengan larutan NaOH. Penetesan harus dilakukan sedikit demi sedikit secara
hati hati dan labu erlenmeyer terus menerus diguncangkan. Penetesan dihentikan
saat terjadi perubahan warna yang tetap, yaitu menjadi warna merah muda.
7. Ulangi
prosedur diatas hingga diperoleh tiga data yang hampir sama.
V. HASIL PENGAMATAN
No.
|
Cuka (ml)
|
NaOH 0,1 M
|
1.
|
10
|
2,3
|
2.
|
10
|
2,2
|
3.
|
10
|
2,0
|
Rata-rata
volume NaOH
|
2,17
|
MNaOH x VNaOH
|
=
|
MCH3COOH x VCH3COOH
|
0,1 x 2,17
|
=
|
MCH3COOH x 10
|
MCH3COOH
|
=
|
![]() |
MCH3COOH
|
=
|
0,0217 M
|
Mawal
=
x 0,0217

= 0,217 M
Kemurnian cuka =
x 100%

=
1,28 %
VI. KESIMPULAN
·
Pada proses titrasi semakin banyak
indikator fenoftalein yang digunakan akan semakin cepat terjadinya perubahan
warna.
·
Penambahan indikator fenoftalein pada
titrasi bertujuan untuk menandakan batas titrasi yang terjadi yaitu dengan
perubahan warna dari warna bening menjadi warna merah muda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar