Jumat, 14 Maret 2014

Titrasi Asam Basa



TITRASI ASAM-BASA

I. TUJUAN
            Menentukan kemolaran larutan HCl dengan larutan NaOH 0,1 M
<script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<ins class="adsbygoogle"
     style="display:block; text-align:center;"
     data-ad-format="fluid"
     data-ad-layout="in-article"
     data-ad-client="ca-pub-8919663720210354"
     data-ad-slot="5283970441"></ins>
<script>
     (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
</script>

II. DASAR TEORI
Titrasi asam basa disebut juga titrasi adisi alkalimetri. Kadar atau konsentrasi asam basa larutan dapat ditentukan dengan metode volumetri dengan teknik titrasi asam basa. Volumetri adalah teknik analisis kimia kuantitatif untuk menetapkan kadar sampel dengan pengukuran volume larutan yang terlibat reaksi berdasarkan kesetaraan kimia. Kesetaraan kimia ditetapkan melalui titik akhir titrasi yang diketahui dari perubahan warna indicator dan kadar sampel untuk ditetapkan melalui perhitungan berdasarkan persamaan reaksi.
           Titrasi asam basa merupakan teknik untuk menentukan konsentrasi larutan asam atau basa. Reaksi yang terjadi merupakan reaksi asam basa (netralisasi). Larutan yang kosentrasinya sudah diketahui disebut larutan baku. Titik ekuivalen adalah titik ketika asam dan basa tepat habis bereaksi dengan disertai perubahan warna indikatornya. Titk akhir titrasi adalah saat terjadinya perubahan warna indikator.

III. ALAT DAN BAHAN
Alat
:
Ø Buret
Ø Erlenmeyer
Ø Corong
Ø Pipet tetes
Ø Lap
Ø Batang statis
Ø Alat semprot
Ø Sobekan kertas putih
Ø Alat tulis
Bahan
:
Ø 10 ml HCl
Ø NaOH 0,1M
Ø Fenolftalein
Ø Air ledeng




IV. CARA KERJA
1.      Persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan didalam praktikum.
2.      Masukan 10 ml HCl dan 3 tetes indikator fenoftalein  kedalam sebuah gelas erlenmeyer.
3.      Isi buret dengan larutan NaOH 0,1 M hingga garis 0 ml.
4.      Tetesi larutan HCl dengan larutan NaOH. Penetesan harus dilakukan sedikit demi sedikit secara hati hati dan labu erlenmeyer terus menerus diguncangkan. Penetesan dihentikan saat terjadi perubahan warna yang tetap, yaitu menjadi warna merah muda.
5.      Ulangi prosedur diatas hingga diperoleh tiga data yang hampir sama.

V. HASIL PENGAMATAN
No
HCl (ml)
NaOH 0,1 M (ml)
1.
10
6
2.
10
6,7
3.
10
7

Rata rata volume NaOH
6,57

VI. ANALISIS DATA/PERTANYAAN
1.      Tentukan volume rerata larutan NaOH yang digunakan.
Jawab:
            Rata-rata volum NaOH=  = 6,57 ml
2.      Tentukan jumlah mol NaOH yang digunakan
Jawab:
            Jumlah mol NaOH      = m x V
                                                = 0,1 x 6,57
                                                = 0,657 mol
3.      Tentukan jumlah mol HCl berdasarkan perbandingan koefisien reaksi.
NaOH(aq) + HCl (aq) NaCl(aq) + H2O(l)
Jawab:
            N=  x n NaOH
            = 1 x 0,657
            = 0,657 mol
4.      Tentukan kemolaran larutan HCl tersebut.
Jawab:
           


MNaOH x VNaOH
=
MHCl x VHCl
0,1 x 6,57
=
MHCl x 10
MHCl
=
MHCl
=
0,0657 M

5.      Tariklah kesimpulan kegiatan ini.

VII. GAMBAR PENGAMATAN
67.jpg68.jpg

VIII. KESIMPULAN
Jadi konsentrasi HCl ynag digunakan pada percobaan ini adalah 0,12 M
Kadar atau konsentrasi HCl (asam) dapat ditentukan melalui proses titrasi, yaitu dengan mereaksikan HCl (titrat) yang ditambahkan 3 tetes indicator PP dengan NaOH (titran). Titrasi harus dihentikan bila larutan HCl yang dicampurkan dengan 3 tetes indikator berubah warna dari bening hingga menjadi merah muda. Volume NaOH yang digunakan akan mempengaruhi hasil konsentrasi dari HCl tersebut, sehingga harus sangat berhati-hati melakukan praktikum ini.





MENYELIDIKI KADAR CUKA MAKANAN

I.TUJUAN
            Menyelidiki kadar cuka makanan yang beredar di pasaran.

II. DASAR TEORI
            Berbagai merk cuka makan tersedia di pasar. Rata-rata mencantumkan kadar 25% pada labelnya. Kali ini, anda diminta merancang dan menjalankan satu percobaan untuk menyelidiki kebenaran label tersebut. Anda diminta untuk menentukan langkah kerja, bahan-bahan serta alat yang digunakan. Jangan lupa menentukan jenis indikator yang harus digunakan. Tunjukan rancangan percobaan yang anda buat kepada guru sebelum menjalankannya. Anda juga membuat laporan percobaan ini.
            Perlu anda perhatikan bahwa dalam titrasi digunakan larutan yang relatif encer, misalnya 0,1 M. Sementara itu, cuka makan jauh lebih pekat. Jadi, jika anda tidak mengencerkannya, maka akan memerlukan larutan NaOH yang terlalu banyak. Hal ini, selain tidak preaktis, juga tidak mempunyai ketelitian yang baik. Perkirakan derajat pengenceran yang diperlukan sehingga volume cuka dan volume NaOH kira-kira setara.

III. ALAT DAN BAHAN
Alat
:
Ø Buret
Ø Erlenmeyer
Ø Corong
Ø Pipet tetes
Ø Lap
Ø Batang statis
Ø Alat semprot
Ø Sobekan kertas putih
Ø Alat tulis
Bahan
:
Ø 10 ml cuka makan
Ø NaOH 0,1M
Ø Fenolftalein
Ø Air ledeng



1V. CARA KERJA
1.      Persiapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan
2.      Susun batang statis dan buret.
3.      Masukan NaOH 0,1 M kedalam buret. Ambil 10 ml cuka (merek DI*I, PD NOVIA PHARMACEUTICAL CHEMICAL LABORATORIES Kuningan-Indonesia), lalu ukur dengan menggunakan gelas ukur sebesar 10 ml.
4.      Kemudian masukan cuka kedalam gelas kimia, lalu encerkan dengan air (H2O) sampai 100 ml.
5.      Ambil larutan yang sudah diencerkan tersebut sebanyak 10 ml ke setiap erlenmeyer. Kemudian laruta tersebut ditetesi fenoftalein sebanyak 3 tetes, dan pinggiran erelenmeyer tersebut disemprot dengan menggunakan botol semprot supaya tidak ada cairan yang tertinggal diatasnya.
6.      Tetesi cuka dengan larutan NaOH. Penetesan harus dilakukan sedikit demi sedikit secara hati hati dan labu erlenmeyer terus menerus diguncangkan. Penetesan dihentikan saat terjadi perubahan warna yang tetap, yaitu menjadi warna merah muda.
7.      Ulangi prosedur diatas hingga diperoleh tiga data yang hampir sama.

V. HASIL PENGAMATAN
No.
Cuka (ml)
NaOH 0,1 M
1.
10
2,3
2.
10
2,2
3.
10
2,0

Rata-rata volume NaOH
2,17

MNaOH x VNaOH
=
MCH3COOH x VCH3COOH
0,1 x 2,17
=
MCH3COOH x 10
MCH3COOH
=
MCH3COOH
=
0,0217 M

            Mawal    =  x 0,0217
 = 0,217 M
            Kemurnian cuka          =  x 100%
                                                = 1,28 %


VI. KESIMPULAN
·         Pada proses titrasi semakin banyak indikator fenoftalein yang digunakan akan semakin cepat terjadinya perubahan warna.
·         Penambahan indikator fenoftalein pada titrasi bertujuan untuk menandakan batas titrasi yang terjadi yaitu dengan perubahan warna dari warna bening menjadi warna merah muda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar