tidak bersikap dewasa. Yaitu sikap bahwa antara gerakan yang satu membutuhkan gerakan yang lain.
4. Adanya pertempuran antara haq dan bathil .
Salah satu pelajaran berharga bagi umat Islam adalah “Perang Salib”,
yang menggunakan berbagai dimensi pertempuran, politik, ekonomi, dan
perang di tataran keagamaan. Musuh-musuh Islam menggunakan berbagai
macam cara, mereka itu dari berbagai macam kelompok yaitu orang-orang
yang tidak beragama, atheis, yahudi, musyrikin, nasrani dan munafik.
Imam syafi’I dalam tafsir Ibnu katsir di akhir surat al kafirun
menyatakan : apapun jenisnya kekufuran itu merupakan satu pokok ajaran.
Mereka bersatu padu untuk membangun satu kesepakatan dan konspirasi yang
selanjutnya mereka menggunakan berbagai macam sarana.
Akan tetapi Allah Ta’ala akan menyempurnakan cahayanya walaupun orang-orang kafir tidak senang. Allah Ta’ala berfirman :
يُرِيدُونَ لِيُطْفِئُوا نُورَ اللهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَاللهُ مُتِمُّ نُورِهِ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ {8} الصفّ
Mereka ingin memadamkan cahaya Allah dengan mulut (ucapan-ucapan)
mereka, dan Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang
kafir benci. [QS As Shoff : 8]
Pada akhirnya, dengan seluruh sarana itu umat Islam digiring menjadi
kelompok yang tertindas. Pada saat umat ini merasakan titik bawah dalam
kehidupan, kehilangan kepercayaan diri, saat itulah mereka punya peluang
untuk dimurtadkan. Perang pemikiran ternyata merupakan langkah pertama
yang utama dalam pertempuran antara haq dan bathil.
Banyak teori-teori sekarang ini yang menjauh dari nilai-nilai Islam,
teori yang terkait dengan kemanusiaan, seperti ekonomi politik, sosial
budaya atau psikologi. Karena kita tidak memiliki kekuatan prinsip
nilai-nilai Islam, tidak memiliki paradigma teori yang bersumberkan dari
Al Quran dan Sunnah Rasulullah saw, pada akhirnya kita semua mengikuti
seluruh teori-teori itu tanpa sedikitpun kita menyeleksi, akibatnya
persepsi kita berubah. Cara berfikir kita juga berubah, umat Islam tidak
lagi mencerminkan cara berfikir yang islami, sehinga emosi umat Islam
pun tidak memiliki emosi yang islami.
Sebagai jalan keluar dari semua itu adalah mengembalikan seluruh
permasalahan kepada al quran dan as sunnah dengan pemahaman salaf.
Sebagaimana perkataan imam malik rahimahullah :
لَنْ يَصْلُحَ آخِرَ هَذِهِ الْأُمَّة إِلاَّ بِمَا صَلُحَ بِهِ أَوَّلُهَا
“Generasi akhir ummat ini tidak akan kembali jaya, kecuali dengan apa-apa yang telah mengantarkan kejayaan generasi awal”
artinya, jauh dekatnya kita dengan pemahaman para salaf akan
mempengaruhi kuat dan tidaknya ummat islam ini. Semoga kita senantiasa
diberikan kekuatan untuk mengembalikan kembali kejayaan islam.
sumber: http://www.an-najah.net
Tidak ada komentar:
Posting Komentar